Di saat lapar, dia pun datang menghampiri. menawarkan makanan yang di jajakan setiap harinya di tengah-tengah lingkungan akademik, tanpa rasa takut dan malu, berjalan dan menelusuri setiap sudut tempat yang ramai dan berharap mendapatkan hasil yang lebih baik dari hari kemarin.
Setiap hari dia, berkeliling mengitari setiap koridor fakulltas, hanya untuk menawarkan jajanan berupa jalan kote' dan donat. Sebut saja nama mereka adrian, Jumardi dan teman-temannya yang tak saya ketahui identitasnya. umur mereka kira-kira 9 tahun.
 |
| Jumardi |
Hidup ini sangatlah rumit, di umur mereka saat ini seharusnya berada di bangku sekolah, belajar dan bermain seperti anak-anak pada umumnya. akan tetapi mereka terlalu cepat menanggun hidupnya sendiri dengan hanya bermodalkan keberanian. sehingga jangan heran, diantara mereka ada yang tidak tahu Membaca. Oh... Sungguh malang nasib mu de'.... Siapakah Yang patut dipersalahkan ? apakah Kedua orang tuanya ataukah pihak-pihak yang terkait di dalamnya.? Masih adakah yang peduli nasib mereka, ini hanya beberapa dari sekian banyak anak indonesia yang terlalu dini menanggung beban hidupnya sendiri.
Terkadang jajanan yang di jualnya habis dalam satu hari, namun terkadang pula tersisa. saya sempat menanyakan keuntungan dari hasil jualannya hanya berkisar 10-20 ribu, belum lagi ongkos pulang ke rumahnya yang lumayang jauh dari kampus.
Setiap harinya, mereka semangat walaupun katanya terkadang ada mahasiswa yang tidak membayar namun memekanan jajanannya. tentu hal ini membuatnya rugi, Sungguh terlalu yang memperlakukannya demikian.
 |
| Adrian |
Saya salut kepada mereka semua, di mampu berusaha dengan jeri payahnya sendiri di bandingkan yang biasa kita lihat, entah itu di lampu merah maupun di tempat-tempat umum lainnya. mereka meminta atau kata kasarnya mengemis padahal mereka masih mampu bekerja dan mencari nafkah. namun dari kesemuaya itu menjadi pelajaran kepada kita
Ok, mungkin sekian cerita dari saya, Terimah kasih telah berkunjung ke blog ini.
